Sejarah Kalender Hijriah

Sejarah penetapan Kalender Hijriah, peran Sayyidina Umar bin Khattab, dan signifikansinya bagi peradaban Islam

Pendahuluan:

Ketika kita mendengar “Tahun Baru Islam”, pikiran kita langsung tertuju pada 1 Muharram. Tanggal ini bukan sekadar pergantian angka di kalender, melainkan sebuah penanda sejarah yang monumental bagi umat Islam di seluruh dunia. Namun, pernahkah Anda bertanya, mengapa 1 Muharram yang menjadi penanda tahun baru Islam? Bagaimana kalender Hijriah ini ditetapkan dan siapa tokoh di baliknya? Memahami Sejarah Kalender Hijriah akan membuka mata kita terhadap signifikansi luar biasa dari sistem penanggalan ini, dan mengapa 1 Muharram Penting Bagi Umat Islam.

Keyword Utama: Sejarah Kalender Hijriah, 1 Muharram, Tahun Baru Islam, Sayyidina Umar bin Khattab, Penanggalan Islam, Hijrah Nabi Muhammad, Peradaban Islam.

Awal Mula Kebutuhan akan Sistem Penanggalan

Sebelum adanya Kalender Hijriah, masyarakat Arab, termasuk umat Islam di masa awal, menggunakan sistem penanggalan yang beragam dan tidak terstandardisasi. Mereka seringkali mengacu pada peristiwa-peristiwa besar yang terjadi, seperti “Tahun Gajah” (merujuk pada invasi Abrahah) atau kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Namun, seiring dengan perkembangan pesat Islam, penyebaran dakwah, penaklukan wilayah, dan semakin kompleksnya administrasi kenegaraan di bawah Khilafah, kebutuhan akan sistem penanggalan yang seragam dan baku menjadi sangat mendesak. Surat-menyurat resmi, penetapan waktu ibadah, pembayaran zakat, hingga pencatatan utang-piutang memerlukan ketepatan tanggal yang tidak ambigu.

Peran Sentral Sayyidina Umar bin Khattab dan Musyawarah Penetapan

Pencetus gagasan penetapan kalender Islam secara resmi adalah Khalifah kedua, Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu. Ide ini muncul sekitar tahun 17 Hijriah (sekitar 638 Masehi), ketika Khalifah Umar menerima keluhan terkait kebingungan dalam penetapan waktu, khususnya surat-surat yang tidak memiliki tanggal pasti.

Melihat urgensi ini, Sayyidina Umar mengumpulkan para sahabat terkemuka untuk bermusyawarah. Beberapa usulan muncul mengenai titik awal kalender:

  • Kelahiran Nabi Muhammad SAW: Diusulkan oleh sebagian sahabat.
  • Pengangkatan Nabi sebagai Rasul: Diusulkan oleh sebagian lain.
  • Peristiwa Hijrah Nabi SAW: Diusulkan oleh Ali bin Abi Thalib RA.
  • Wafatnya Nabi Muhammad SAW: Juga menjadi salah satu opsi.

Setelah diskusi panjang dan mendalam, usulan peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah dipilih sebagai titik awal kalender Islam. Mengapa Hijrah?

  • Titik Balik Islam: Hijrah bukanlah sekadar perpindahan fisik, melainkan titik balik fundamental bagi perkembangan Islam. Dari fase penindasan di Mekah, umat Islam memperoleh kebebasan beribadah dan membangun masyarakat yang kokoh di Madinah.
  • Awal Peradaban Islam: Hijrah menandai dimulainya pembentukan negara Islam pertama, penegakan syariat, dan fondasi peradaban Islam yang kelak akan menyebar ke seluruh penjuru dunia.
  • Peristiwa yang Jelas dan Terukur: Peristiwa Hijrah memiliki catatan sejarah yang jelas dan dapat diidentifikasi waktunya.

Penetapan Awal Tahun dan Bulan Pertama: Mengapa Muharram?

Setelah Hijrah ditetapkan sebagai tahun pertama, pertanyaan selanjutnya adalah: bulan apa yang akan menjadi bulan pertama? Meskipun Hijrah Nabi SAW terjadi pada bulan Rabiul Awal, hasil musyawarah para sahabat dengan pertimbangan matang memutuskan untuk menjadikan bulan Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriah.

Alasan di balik pemilihan Muharram antara lain:

  • Bulan Haram (Mulia): Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab) yang memiliki keutamaan tersendiri.
  • Setelah Musim Haji: Muharram adalah bulan pertama setelah musim haji berakhir (Dzulhijjah), yang secara logis menandai awal dari siklus ibadah tahunan yang baru.
  • Persiapan Hijrah: Meskipun Hijrah terjadi di Rabiul Awal, persiapan Hijrah Nabi dan para sahabat sebenarnya sudah dimulai sejak bulan Muharram pada tahun tersebut.

Dengan demikian, resmilah penetapan 1 Muharram sebagai awal tahun baru Hijriah, dengan tahun pertama dihitung sejak Nabi Muhammad SAW berhijrah.

Signifikansi Kalender Hijriah bagi Peradaban Islam

Penetapan Kalender Hijriah oleh Sayyidina Umar bin Khattab memiliki signifikansi luar biasa bagi peradaban Islam:

  1. Standarisasi Waktu: Memberikan sistem penanggalan yang baku dan seragam bagi seluruh umat Islam, memudahkan administrasi, korespondensi, dan penetapan waktu ibadah.
  2. Identitas Umat Islam: Menjadi penanda identitas yang khas bagi umat Islam, berbeda dari sistem penanggalan lainnya.
  3. Melestarikan Sejarah: Mengabadikan peristiwa Hijrah sebagai momen paling krusial dalam sejarah Islam, mengingatkan setiap generasi akan perjuangan dan pengorbanan Nabi serta para sahabat.
  4. Fondasi Fiqih: Menjadi dasar penetapan waktu ibadah-ibadah penting seperti awal puasa Ramadhan, hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, serta waktu haji.
  5. Refleksi Diri: Setiap pergantian tahun Hijriah menjadi momentum bagi umat Islam untuk muhasabah (introspeksi diri), merencanakan kebaikan, dan meningkatkan kualitas keimanan.

Kesimpulan:

Sejarah Kalender Hijriah adalah bukti kecerdasan administrasi para sahabat dan pentingnya peristiwa Hijrah bagi Islam. Penetapan ini, yang diprakarsai oleh Sayyidina Umar bin Khattab, tidak hanya menyediakan sistem penanggalan, tetapi juga mengukuhkan identitas, melestarikan sejarah, dan menjadi fondasi bagi kehidupan beragama dan bernegara umat Islam. Oleh karena itu, 1 Muharram Penting Bagi Umat Islam sebagai pengingat akan titik balik agung dalam sejarah, sekaligus momentum untuk memulai lembaran baru dengan penuh harapan dan ketaatan kepada Allah SWT